Abstrak:
Pembangunan Dan Krisis
Memetakan Perekonomian Indonesia
Secara garis besar, fase pembangnan seperti yang dialami banyak negara dunia ketiga, yakni pembangunan, ketergantungan, dan krisis, juga berlangsung di Indonesia. Setidaknya, sejak dekade 1960-an pemerintah Indonesia mengerjakan proses pembangunan ekonomi secara sistematis untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi. Tujuan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pencapaian material tersebut tentunya sebangun dengan ide “fordisme” yang disebar oleh badan-badan multilateral dan juga negara-negara maju.
Menarik juga untuk ditelaah secara lebih dalam, target pertumbuhan ekonomi itu dicapai lewat sokongan pihak asing melalui instrumen utang luar negri dan penanaman modal asing; dua instrumen yang dipercaya sebagai “kaki” untuk menjalankan politik ekonomi liberalisasi negara maju. Dalam skala yang masif, Indonesia menyerap ULN dan PMA dalam dosis yang tinggi sehingga masuk dalam klasifikasi negara yang dipandang sangat ramah terhadap dua piranti tersebut.
Akhirnya, seperti juga kisah negara-negara yang memiliki karakteristik yang sama, pada pertengahan tahun 1997 Indonesia terjungkal untuk kesekian kalinya akibat diterjang badai krisis ekonomi. Sejak tahun itulah secara resmi lembaga multilateral masuk untuk membantu memulihkan perekonomian Indonesia. Faktanya, proses pengobatan (pemulihan) tersebut terus berlangsung sampai kini tetapi masa depan ekonomi Indonesia tidak kunjung pasti.